5 Unsur Kepercayaan Diri
Perkembangan kepercayaan diri sangat tergantung dari proses pematangan pengalaman, semakin banyak pengalaman dan pengetahuan seseorang, maka persepsi diri terhadap konsep percaya diri akan berkembang ke arah yang positif dan produktif. Percaya diri itu dapat diarahkan secara positif. Ini tergantung sejauh mana kita mau membangun rasa percaya diri dan kemampuan diri sendiri untuk berubah. Disinilah perlunya pengarahan pada pematangan konsep percaya diri secara terencana dan terarah agar dapat membangun percaya diri.
Untuk mengarahkan pematangan diri, pertama harus mengenal akan unsur-unsur gabungan dari karakteristik citra fisik, citra psikologis, citra sosial, aspirasi, prestasi dan emosional yang membentuk percaya diri yang disebut faktor psikis.
Membentuk percaya diri meliputi perpaduan lima unsur, antara lain:
1. Self Control
Self control ini adanya terletak di lapisan otak luar (supragranular layer) manusia. Fungsi self control ini mengatur power atau kekuatan dorongan dan keinginan dalam diri yang menjadi inti menentukan kesanggupan, keyakinan, keberanian, perasaan dan emosi dalam diri. Self control dalam diri ini yang memberi pengaruh dan menggerakan percaya diri positif atau negatif. Jika ingin self control mantap maka kita harus mampu menanamkan pentingnya cara berpikir aktif, menumbuhkan aspirasi maupun ambisi yang terarah.
2. Suasana hati yang sedang dihayati
Suasana hati yang sedang dihayati ini seperti senang, bahagia, cemas atau sedih. Gambaran keadaan suasana hati atau perasaan sangat mempengaruhi pembentukan power seseorang. Efek senang dan gembira merupakan sumber energi yang meningkatkan power atau self kontrol, sehingga pematangan konsep percaya diri pun semakin mantap. Sebaliknya, perasaan terpuruk, sedih, pesimis, cemas, marah dan kesal malah membebani hati, sehingga membuat orang tidak percaya diri. Oleh karena itu, perlu kita hembuskan perasan riang, gembira dan senang dalam menghadapi berbagai kegiatan atau masalah. Mengasah keterampilan mengatasi masalah, agar diri tidak terpuruk ke dalam kesedihan hati, agar tidak jadi pemurung dan pesismistis. Biasakan untuk mengembangkan senyum dalam menghadapi maupun mengerjakan segala sesuatu, agar lapang dada dan proses bernalar berjalan secara penuh. Ingat, senyum manis dapat meningkatkan energi psikis seseorang.
3. Citra Fisik
Kondisi seseorang sangat mempengaruhi suasana hati maupun self control. Jika penerimaan terhadap kondisi fisik cukup memuaskan, maka suasana hati maupun self control meningkat, sehingga percaya diri yang terbentuk pun positif. Misal seseorang menyadari bentuk tubuh ideal, maka citra fisiknya jadi positif, sedangkan kalau seseorang melihat bentuk tubuhnya tidak ideal, maka orang tersebut menjadi resah dan sibuk memikirkan atau menyesali kondisi fisiknya. Alhasil, ia akan merasa rendah diri, cemas dan sebagainya. Disinilah peranan yang sangat penting untuk membimbing diri kita agar mau menerima realita kondisi fisik. Kalau kondisi fisik tidak bisa diperbaiki, maka perlu disadari dan dialihkan untuk memikirkan kelebihan atau potensi lain. Kekurangan disatu sisi buka berarati menutup kemungkinan kelebihan lain yang dimiliki. Jika potensi atau kelebihan lain dapat dimunculkan, maka kepercayaan diri pun meningkat. Ingat, setiap manusia itu ada kelebihan dan kekurangannya. Ambillah contoh-contoh riil, seperti para tokoh dunia, artis, presenter yang begitu percaya diri padahal kondisi fisiknya begitu tidak ideal.
4. Citra Sosial
Salah satu unsur yang mempengaruhi pematangan percaya diri adalah bagaimana penilaian dan penerimaan lingkungan sosial terhadap diri. Penerimaan dan penilaian yang supel, cerdas dan hebat dapat meningkatkan percaya diri seseorang secara positif. Sebaliknya, penerimaan lingkungan yang buruk terhadap seseorang, seperti dianggap bodoh, jelek dan sebagainya dapat melukai hati dan diartikan sangat dalam membekas di hati. Seseorang pun akan menilai negatif dirinya, merasa tak berharga atau tak pantas. Ia akan memiliki konsep diri negatif dan rasa percaya dirinya sangat lemah. Oleh karena itu, sikap melecehkan dan memojokkan patut dihindari.
5. Citra Diri (Self Image)
Citra diri ini merupakan gambaran yang meliputi :
a. Nilai profil diri, seperti tingkat kecerdasan, status sosial, ekonomi dan peranan dalam lingkungan sosial,
b. Cita-cita ideal yang ingin dicapai dan seberapa besar pengaruh tokoh-tokoh ideal yang diidolakan, baik yang ada di lingkungan atau idola fantasi,
c. Keberartian diri (kebanggaan diri) terhadap nilai peran diri di lingkungan.
Untuk meningkatkan citra diri, maka seseorang perlu dihargai, kita tingkatkan nilai perannya dalam lingkungan keluarga maupun pergaulannya. Jika nilai peran seseorang cukup berarti, maka konsep dirinya pun semakin mantap dan rasa percaya dirinya tinggi.
Perpaduan kelima unsur diatas inilah yang memberi gambaran bagaimana konsep percaya diri terbentuk. Dengan memperhatikan kelima unsur yang membentuk konsep percaya diri ini, maka kita dapat memerhitungkan langkah-langkah yang tepat mengarahkan pembentukan percaya diri. Sebaiknya, pembentukan karakter kelima unsur di atas dilakukan sejak dini, agar muncul persisten (menetap) dari karakter dan sifat-sifat dasar seseorang.
Disadur dari : Buku Pedoman Cegah_BNN 2011